Senin, 23 November 2009

THE POWER OF MANAJEMEN KEPEPET And How To Use It…(2)


Oleh : Darmawan D. Saptono

“Orang - orang yang kepepet dan mampu untuk memodifikasi keterpepetannya akan menemukan aneka keindahan di dalam hidupnya.”


The Power Of : Manajemen Kepepet

Pada dasarnya dalam diri setiap manusia tersimpan suatu kekuatan atau kemampuan besar yang sebelumnya tidak pernah disadari, baik itu merupakan kekuatan/kemampuan secara fisik ataupun pikiran. Banyak orang-orang yang mencari wadah atau tempat dimana kemampuan tersebut bisa dilatih dan dikembangkan untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan mereka. Dan masih banyak pula yang terkesan tidak percaya atau ”cuek” dengan potensi tersembunyi tersebut, dan pada suatu saat nanti jika mereka tersudut dalam sebuah permasalahan yang sulit dan membutuhkan penyelesaian dalam waktu singkat (atau terkesan tak mungkin) baru mereka akan tersadar.

Banyak bukti bahwa manusia mampu melakukan hal-hal yang mungkin selama ini dianggap tidak mampu dilaksanakan, tetapi disaat kita benar-benar terdesak dan tidak mempunyai pilihan lagi maka akan ter-explore keluar ide-ide atau gagasan-gagasan yang cenderung belum/tidak terpikirkan sebelumnya. Dan jika dipikir secara logika, kekuatan tersebut sangatlah dahsyat karena dilakukan dalam sebuah proses yang cukup singkat dan dengan proses explorasinya pun terbilang spartan. Kemampuan otak kita dipacu untuk terus melahirkan gagasan-gagasan dari seluruh kemungkinan pemecahan masalah, dari yang terlihat tidak mungkin sampai dengan yang rasional. Dan dari sejumlah gagasan-gagasan yang muncul tersebut, otak kita dipaksa untuk memproses ke tahap selanjutnya yaitu mengurut atau meng-entry yang mana dulu dilaksanakan dan dipaksa kembali untuk membayangkan semua kemungkinan yang akan muncul setelah dilaksanakan. Tetapi pada faktanya, kemampuan manusia dalam memanfaatkan Manajemen Kepepet lebih cenderung berorientasi kepada solusi jangka pendek. Dan nantinya akan muncul dampak baru dari pengaplikasian gagasan-gagasan tersebut, sehingga banyak para pakar praktisi yang berfikir untuk membuat lebih tersistem dari kekuatan manajemen kepepet tersebut.

Berbicara tentang “Kepepet”, Profesor Fisika Indonesia Johannes Surya pernah mengatakan bahwa kita perlu menciptakan sebuah kondisi yang disebutnya kritis. Menurutnya, kondisi kritis akan membuat dunia di sekitar titik kritis akan mendukung terciptanya keseimbangan baru. Kalau Johannes Surya berbicara dalam konteks fisika, maka kepepet yang mendukung keseimbangan baru ini juga muncul dalam keseharian kita. Banyak tokoh-tokoh besar dunia sukses lantaran pernah berada dalam kondisi kepepet.

Salah satu contohnya, sebut saja Walt Disney. Di dunia ini siapa yang tak kenal tokoh pembuat animasi legendaris yang berhasil menciptakan kerajaan mimpi anak-anak di berbagai belahan dunia. Padahal jika flashback ke masa kecilnya, Walt muda hidup dalam kondisi yang serba kepepet. Kegagalan panen ladang keluarganya memaksa keluarganya berjuang mati-matian untuk sekedar bertahan hidup. Dalam situasi kepepet itu, Walt remaja mulai merenung untuk memperbaiki kehidupan keluarganya. Dan dia mulai mengasah insting, pikiran, dan kreatifitasnya. Dan tanpa dia sadari potensi terpendamnya mulai muncul, potensi yang sebelumnya dia tidak terpikir untuk mampu dikembangkan atau bahkan tidaj terpikir memiliki potensi tersebut. Walt pun mulai serius mengembangkan potensi menggambar yang selama ini tak pernah disadarinya, dan dia mulai menawarkan gambar-gambar animasinya ke beberapa studio film. Walaupun pada awalnya tidak menggembirakan, karena beberapa kali ditolak, film animasi pertama berhasil diluncurkan. Sukses ini berlanjut terus hingga akhirnya Walt berhasil membangun jaringan studio besar dan taman hiburan di berbagai belahan dunia hingga kini.

Mungkin ini yang dimaksud Johannes dengan terciptanya keseimbangan baru. Dalam kondisi kritis, lingkungan memaksa kita untuk berpikir lebih dan lebih. Akhirnya, ide-ide kreatif muncul untuk mengatasi kekritisan itu. Karena itu, jika dihadapkan dalam kondisi kepepet, jalan satu-satunya adalah menghadapinya. Bukan dengan sekadar pasrah, berdiam diri, apalagi lepas tangan.

Untuk meraih sukses sekali lagi kita perlu senantiasa menciptakan serta menumbuh kembangkan semangat, motivasi dan aksi yang konsisten dan persisten. Namun kitapun menyadari bahwa untuk tetap bisa konsisten dan termotivasi setiap saat tidak mudah. Karena pada dasarnya kita adalah manusia yang memiliki motivasi tidak konstan, terkadang pasang - terkadang surut. Maka ketika Api Motivasi itu redup, kita perlu mencari cara dan alternatif lain secara kreatif agar bara Api Motivasi itu dapat terus menyala. Dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan rasa kepepet yang ada dalam diri kita, karena terdapat sebuah kekuatan yang luar biasa ketika kita menghadapi kehidupan yang menyebabkan kita 'terpojok' sehingga menjadi kepepet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.